Minggu, 01 April 2012

Energi dan Rantai Makanan di Ekosistem Lamun

            Habitat lamun dapat dipandang sebagai suatu komunitas, dalam hal ini padang lamun merupakan suatu kerangka struktural yang berhubungan dalam proses fisik atau kimiawi yang membentuk sebuah ekosistem. Mengingat pentingnya peranan lamun bagi ekosistem di laut dan semakin besarnya tekanan gangguan baik oleh aktifitas manusia maupun akibat alami, maka perlu diupayakan usaha pelestarian lamun melalui pengelolaan yang baik pada ekosistem padang lamun.
            Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya, dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi. Pada ekosistem, ini hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, krustasea, moluska ( Pinna sp, Lambis sp, Strombus sp), Ekinodermata ( Holothuria sp, Synapta sp, Diadema sp, Arcbaster sp, Linckia sp) dan cacing ( Polichaeta) (Bengen, 2001).
            Secara ekologis padang lamun memiliki peranan penting bagi ekosistem. Lamun merupakan sumber pakan bagi invertebrata, tempat tinggal bagi biota perairan dan melindungi mereka dari serangan predator. Lamun juga menyokong rantai makanan dan penting dalam proses siklus nutrien serta sebagai pelindung pantai dari ancaman erosi ataupun abrasi (Romimohtarto dan Juwana, 1999).
            Ekosistem Padang Lamun memiliki diversitas dan densitas fauna yang tinggi dikarenakan karena gerakan daun lamun dapat merangkap larva invertebrata dan makanan tersuspensi pada kolom air. Alasan lain karena batang lamun dapat menghalangi pemangsaan fauna bentos sehingga kerapatan dan keanekaragaman fauna bentos tinggi.
            Daerah Padang Lamun dengan kepadatan tinggi akan dijumpai fauna bentos yang lebih banyak bila dibandingkan dengan daerah yang tidak ada tumbuhan lamunnya. Menurut Romimohtarto dan Juwana (1999) ekosistem lamun memiliki kerapatan fauna keanekaragaman sebesar 52 kali untuk epifauna dan sebesar 3 kali untuk infauna dibandingkan pada daerah hamparan tanpa tanaman lamun 
Padang  lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya, dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi. Pada ekosistem, ini hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, krustacea, moluska ( Pinna sp, Lambis sp, Strombus sp), Echinodermata (Holothuria sp, Synapta sp, Diadema sp, Arcbaster sp, Linckia sp) dan cacing ( Polichaeta) (Kikuchi and Peres, 1977).
Energi dan Rantai Makanan Ekosistem Lamun
Sumber : jelajahlaut.wordpress.com

Lamun bertindak sebagai produsen yang menggunakan sinar matahari, air, nutrient, dan CO2 untuk memproduksi energi, proses ini dinamakan fotosintesis yang menghasilkan O2. Dalam rantai makanan lamun sebagai produsen primer mempunyai peranan yang sangat penting bagi biota laut lainnya.
Bagian makro dan mikro yang didekomposisi dari lamun akan digunakan oleh mikroorganisme dan sangat memegang peranan penting sebagai sumber makanan untuk beberapa konsumen primer, seperti organisme planktonik. Padang lamun merupakan produsen primer  dalam komunitas di laut, sedangkan yang bertindak sebagai konsumen primer yaitu pemakan tumbuhan lamun dan pemakan fitoplankton contoh : penyu, dugong, gastropoda kecil yaitu trochidae, rissodae, dan centhiidae, serta beberapa krustacea dekapoda, polichaeta , dan echinodermata.
Meiofauna di padang lamun dikelompokkan menjadi meiofauna, mesopsammon, meiofauna escaper, meiofauna yang hidup dalam serasah, meiofauna epifitik, meiofauna bermigrasi horizontal, dan meiofauna yang kembali ke sedimen (Susetiono, 1999)
Selain yang dijelaskan tadi dalam rantai makanan terdapat dekomposer, seperti bakteri dan mikroorganisme yang menguraikan daun yang telah mati yang disebut proses dekomposisi. Dekomposer  mengubah jasad tumbuhan lamun menjadi partikel kecil dan sejumlah gas yang dilepaskan kedalam air laut. Proses daur ulang oleh dekomposer ini sangat penting dalam menyediakan nutrient bagi biota  yang hidup di ekosistem padang lamun.
Fungsi ekologi yang penting dari padang lamun yaitu sebagai feeding ground, spawning ground dan nursery ground.
Untuk lebih mendalami dunia lamun silakan mampir ke sini